Penulis: Zahra Az-Zahra
(Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang)
Terdapat seorang wanita yang menjadi subjek misterius pelukis ulung Belanda. Ia adalah Johannes Vermeer, Girl with a Pearl Earring (gadis dengan anting Mutiara). Lukisan itu sering disebut sebagai ‘Mona Lisa dari Utara’.
Lukisan gaya Belanda beraliran idealis yang kadang terlalu ekspresif yang dikenal sebagai tronie, Girl with a Pearl Earring memiliki daya pikat dan karakter halus khas Veermer. Namun lukisan ini berbeda dengan narasi sunyi yang dapat dilihat di banyak lukisan Vermeer: Girl Reading a Letter at an Open Window, The Music Lesson, dan The Art of Painting.
Lukisan tersebut memberi kesan intim tetapi tetap berjarak, sebuah tirai yang digambar kerap menekankan pemisahannya. Komposisi dalam lukisan Vermeer menciptakan keseimbangan harmoni. Dengan lantai kotak-kotak pada beberapa karyanya, Vermeer menunjukkan keahliannya dalam perspektif dan pemendekan. Hal itu terletak pada teknik penggunan distorsi untuk memberi ilusi sebuah objek tampak mengecil di kejauhan. Elemen lainnya seperti garis pandang, cermin, dan sumber cahaya menggambarkan momen tersebut lewat ruang dan posisi.
Penggunaan cahaya dan bayangan oleh Vermeer atau Chiaroscuro, menggunakan latar gelap dan datar untuk menguatkan kesan tiga dimensinya. Alih-alih menjadi bagian dari adegan narasi seni panggung, dia menjadi subjek psikis. Kontak matanya dan bibir yang separuh terbuka seolah hendak mengatakan sesuatu, hal itu menarik yang melihat untuk terbawa ke dalam tatapannya.
Tidak ada yang tahu siapa gadis dalam lukisan Girl with a Pearl Earring dan sebenarnya apa yang dilakukan oleh Johannes Vermeer untuk membuat wajahnya terlihat sedih atau terlihat seperti ingin berbicara sesuatu. Penampilan wajah gadis dalam lukisan Girl with a Pearl Earring sebenarnya menggambarkan bagaimana perasaannya tentang si pelukis.
Menurut Tracy Chevalier dalam pemaparannya di Rodcast video harian tentang ceramah dan pertunjukkan terbaik dari konferensi TED. Ia melihat lukisan Girl with a Pearl Earring dan membayangkan cerita di baliknya: bagaimana pelukis itu bertemu dengan modelnya? Apa yang bias dijelaskan dari tatapan matanya itu? Mengapa gadis itu tersipu? Dia berbagi cerita yang terinspirasi oleh potret, termasuk yang mengarah ke novel terlarisnya ‘Girl with a Pearl Earring’.
Pertama dia menempatkan dirinya berada di rumah si pelukis. Bagaimana Vermeer mengenal gadis itu? Ada yang mengajukan bahwa gadis itu adalah putri Vermeer yang berusia 12 tahun. Dia berpikir bahwa gadis dalam lukisan Girl with a Pearl Earring bukan anaknya, karena tatapannya terlihat akrab, namun bukan tatapan seorang putri pada ayahnya. Karena satu hal, lukisan-lukisan Belanda pada masa itu, jika mulut seorang wanita terbuka, hal itu menandakan dia bersedia melakukan hubungan intim. Tidak pantas bagi Vermeer untuk melukis putrinya seperti itu. Jadi itu bukanlah putrinya, namun orang lain yang dekat dengannya secara fisik. “Lalu siapa lagi yang ada di rumah Vermeer?” tanya Tracy.
Seorang pelayan yang menarik, jawab Tracy. Tidak banyak yang mengetahui tentang Vermeer, namun satu hal yang dapat diketahui bahwa Vermeer menikah dengan wanita katolik dan mereka tinggal Bersama ibunya, tinggal di rumah yang mana dia memiliki ruangan sendiri (studio). Vermeer juga memiliki sebelas orang anak. Rumah Vermeer pasti sangat kacau dan berisik. Jika dilihat dari lukisan lainnya. Lukisan Vermeer sangat tenang dan sunyi. Bagaimana mungkin seorang pelukis dengan sebelas orang anak melukis seperti itu?
Vermeer membatasi studionya sehingga hanya pelayan yang dapat masuk untuk membersihkan studionya. Vermeer memutuskan untuk melukis pelayannya. Dia menyuruh pelayannya untuk memakai pakaian yang sederhana. Hampir seluruh wanita di lukisan Vermeer yang lain memakai pakaian beludru, sutra, bulu, dan bahan yang sangat mewah. Pakaian pelayannya sangat sederhana dan satu-satunya yang tidak sederhana adalah anting mutiaranya. Sepasang anting Mutiara itu dimiliki oleh istri Vermeer, Catharina Bolnes.
Subjek potret tradisional sering kali bangsawan atau tokoh agama. Lalu mengapa Vermeer melukis seorang gadis tanpa nama? Pada abad ke-17, kota Deift layaknya Belanda pada umumnya, telah berbalik menentang aritokrasi dan gereja katolik. Setelah pemberontakan selama 8 abad melawan Spanyol dan Belanda lebih menginginkan pemerintahan sendiri dan republik politik.
Kota-kota seperti Deift tidak dipimpin oleh raja atau uskup, jadi banyak seniman seperti Vermeer tidak memiliki pelanggan tetap. Untungnya inovasi bisnis yang dipelopori perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) mengubah kultur ekonomi di Belanda. Inovasi tersebut menciptakan golongan pedagang baru karena ingin digambarkan dalam lukisan yang mereka biayai, para pedagang memilih subjek dari kelas menengah, digambar dalam ruangan yang mirip seperti rumah mereka sendiri, dikelilingi benda-benda yang sudah dikenal.
Serban oriental yang dikenakan Girl with a Pearl Earring, juga menekankan sisi keduniawian golongan pedagang, dan Mutiara yang menjadi symbol kekayaan, sebenarnya dilebih-lebihkan. Vermeer tidak mungkin bias membeli Mutiara sebesar itu. Anting itu mungkin hanya kaca atau timah yang dipernis agar mirip Mutiara. Ilusi kekayaan ini dicerminkan dalam lukisan itu sendiri. Dalam konteks lebih luas, mutiara itu kelihatan bulat dan berat, tetapi gambar detail menunjukkan anting itu tidak lebih dekat, pasti akan teringat akan kemampuan ilusi Vermeer.
Walaupun kita tidak akan pernah tahu identitas Girl with a Pearl Earring, kita dapat menikmati potretnya dengan cara yang tidak terlupakan. Saat ini ia tergantung di rumah abadinya, Museum Mauritashuis, Hague. Kehadirannya tajam sekaligus halus. Secara misterius, ia menggambarkan lahirnya perspektif modern, ekonomi, politik, dan cinta.