Satusuaraexpress.co – Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 memunculkan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Di media sosial, netizen ramai menggunakan istilah ‘on eternal patrol’. Apa artinya?
Dikutip dari berbagai sumber, salah satunya laman wearethemighty.com, kapal selam yang hilang dan tenggelam disebut ‘on eternal patrol’ atau ‘dalam patroli abadi’. Hal Ini berasal dari fakta bahwa istilah yang digunakan kapal selam untuk berpatroli.
Istilah ini ada sebelum Perang Dunia II. Pertempuran sering disebut ‘patroli perang’ pada saat itu dan kapal selam rudal balistik Amerika saat itu disebut sedang dalam ‘patroli pencegah’.
Saat itu, patroli ini dimulai ketika kapal selam meninggalkan pelabuhan dan berakhir saat mereka kembali ke pelabuhan. Ketika kapal selam tenggelam, dan tidak berhasil pulang, patroli itu disebut ‘abadi’.
Sejak akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat kehilangan empat kapal selam. Dua kapal selam serang bertenaga nuklir USS Thresher (SSN 593) dan USS Scorpion (SSN 589) hilang. Pada akhir 1940-an, dua kapal selam bertenaga diesel listrik kelas Balao, USS Cochino (SS 345) dan USS Stickleback (SS 415) juga tenggelam akibat kecelakaan.
Paling terkenal dengan istilah ‘on eternal patrol’ adalah kapal selam Krusk milik Rusia pada tahun 2000. Kapal kelas Oscar bertenaga nuklir ini mengalami ledakan dan tenggelam.
Kembali ke Amerika Serikat, ada peringat bagi kapal selam yang hilang dan tenggelam dengan istilah ‘On Eternal Patrol Memorial Reef’. Tempat peringatan ini merupakan sekelompok 67 bola terumbu karang, masing-masing memiliki berat sekitar 3.800 pound, satu untuk masing-masing dari 65 kapal selam yang hilang ditandai dengan plakat yang menunjukkan nama kapal dan lokasi terakhir yang paling diketahui.
Bola karang semuanya menghadap ke barat dan disusun dalam baris dan kolom, mengikuti protokol di Pemakaman Nasional Arlington.
Kapal selam KRI Nanggala-402 sebelumnya dinyatakan tenggelam berdasarkan sejumlah bukti autentik. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut kapal selam yang membawa 53 manifes prajurit TNI AL itu tenggelam berdasarkan penemuan tumpahan minyak dan serpihan.
“Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti autentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala,” kata Hadi dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (24/4). (*)