Satusuaraexpress.co – Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi ketiga di dunia, setelah China dan India.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi perokok di atas usia 15 tahun mencapai 33,8 persen dan perokok usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen di tahun 2018.
Merokok diketahui menjadi faktor risiko berbagai infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan tingkat keparahan penyakit saluran pernapasan.
Pengkajian atas penelitian yang dilakukan pakar-pakar kesehatan masyarakat yang diadakan oleh WHO pada tanggal 29 April 2020 mendapati bahwa perokok lebih tinggi kemungkinannya menderita penyakit COVID-19 yang parah dibandingkan orang yang tidak merokok.
WHO terus mengevaluasi penelitian-penelitian baru, termasuk penelitian tentang kaitan antara penggunaan tembakau, penggunaan nikotin, dan COVID-19. WHO mendorong para peneliti, ilmuwan, dan media agar berhati-hati tentang menyebarkan klaim-klaim bahwa tembakau atau nikotin dapat menurunkan risiko COVID-19 yang belum terbukti. Informasi yang ada saat ini belum cukup untuk mengonfirmasi kaitan apa pun antara tembakau atau nikotin dalam pencegahan atau pengobatan COVID-19.
Hal ini menjadi semakin mengkhawatirkan pada masa pandemi COVID-19, karena merokok dapat meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19 dan memperberat infeksi Covid-19, serta meningkatkan risiko kematian COVID-19. Perokok aktif berisiko mengalami COVID-19 yang berat sekitar 1,45 kali sampai 2 kali lipat, dibandingkan bukan perokok. Fakta juga mengungkapkan bahwa perokok memiliki risiko kematian karena COVID-19, 14 kali lebih tinggi dibanding bukan perokok.
Setidaknya, ada empat faktor penting yang menyebabkan merokok dapat memperparah infeksi Covid-19 :
1. Merokok akan mengaktifkan reseptor ACE-2. Seperti diketahui, reseptor Angiotensi Converting Enzyme-2 (ACE-2) merupakan sel inang tempat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berkembang-biak dan aktif di dalam tubuh. Nikotin pada rokok dapat meningkatkan regulasi reseptor ACE2, tempat melekatnya virus SARS-CoV-2, sehingga meningkatkan risiko infeksi COVID -19. Reseptor ACE2 lebih banyak pada perokok dibandingkan dengan orang normal, demikian juga embusan Rokok Elektrik Mengandung Zat Berbahaya
2. Menyebabkan gangguan sistem imunitas. Merokok juga meningkatkan risiko infeksi Covid-19 karena asap rokok itu sendiri, dapat mengganggu sistem imunitas saluran napas dan paru-paru. Mekanisme yang terjadi yaitu asap rokok akan menyebabkan gangguan pembersihan pada mukosilier di dalam hidung dan mukus sehingga racun tertahan dan menyebabkan infeksi. Sehingga, kemampuan imunitas tubuh melawan infeksi virus dan bakteri menurun . Padahal, imunitas merupakan tameng utama bagi tubuh untuk melawan berbagai macam infeksi, termasuk COVID -19.
3. Menyebabkan terjadinya komorbid. Rokok sudah lama diyakini dan terbukti dapat memicu dan meningkatkan risiko penyakit kronik atau komorbid, seperti penyakit kardiovaskular (jantung), diabetes, hipertensi, stroke, penyakit paru obstruktif kronik (ppok), dan lain sebagainya. Padahal, penyakit komorbid memperparah risiko COVID -19 dan meningkatkan risiko kematiannya.
4. Terbiasa dengan aktivitas menyentuh mulut Kebiasaan menyentuh mulut ketika sedang merokok juga bisa meningkatkan risiko infeksi COVID -19. Apalagi bila dilakukan tanpa mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebabkan infeksi paru yang akut, bahkan kematian.
Infeksi virus Corona SARS-CoV-2 atau COVID-19 bisa menimbulkan gejala yang ringan seperti flu, bisa juga menimbulkan gejala yang berat dan fatal. Kelompok orang yang berisiko tinggi untuk mengalami gejala COVID-19 yang parah adalah lansia, penderita penyakit tertentu, orang dengan obesitas, dan perokok.
Mengapa Perokok Rentan Terinfeksi Virus Corona?
Saat merokok, tangan akan lebih sering bersentuhan dengan bibir. Ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perpindahan virus dari tangan ke mulut, apalagi jika tangan tidak sering-sering dicuci.
Ditambah lagi, paparan asap dari rokok tembakau maupun aerosol dari rokok elektrik dapat melemahkan saluran pernapasan dan mengurangi kemampuan sistem imun tubuh dalam melawan kuman, termasuk virus Corona. Hal ini membuat perokok lebih mudah mengalami infeksi.
Merokok sisha juga tidak lebih aman. Sisha biasanya digunakan secara bersama oleh sekumpulan orang. Berkumpul seperti ini saja sudah bisa meningkatkan risiko penularan virus dari percikan air liur saat mengobrol atau tertawa, belum lagi bila memang ada yang batuk atau bersin.
Sisha diisap menggunakan alat seperti selang. Selang ini sering kali digunakan bergantian sehingga sangat berpotensi menjadi sarana perpindahan virus Corona dari satu orang ke orang lainnya.
Mengapa Virus Corona Berbahaya bagi Perokok?
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan saluran napas yang akan menimbulkan penyakit pada sistem pernapasan, seperti bronkitis kronis, emfisema, bahkan kanker paru-paru.
Kondisi-kondisi tersebut dapat menurunkan fungsi paru-paru untuk mengambil oksigen dari udara. Bila terjadi infeksi virus Corona, fungsi paru-paru akan makin menurun sehingga penderitanya sangat berisiko mengalami sesak napas yang bisa berakibat fatal.
Tidak hanya menyebabkan gangguan pernapasan, merokok juga dapat mengakibatkan berbagai penyakit lain, seperti penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) atau kanker pada organ lain di luar sistem pernapasan.
Penyakit-penyakit ini dapat melemahkan sistem imun, sehingga tubuh sulit untuk melawan virus Corona yang masuk.
Akibatnya, virus jadi lebih mudah berkembang biak dan menyebabkan kerusakan yang lebih berat pada saluran napas serta paru-paru. Jika perokok sudah mengalami penurunan fungsi paru, infeksi virus Corona tentunya akan membuat kondisi ini makin parah.
Inilah yang menyebabkan perokok lebih berisiko mengalami komplikasi dan kematian akibat virus Corona.
Bahaya yang Dihadapi Perokok bila Terinfeksi Virus Corona
Berikut ini adalah beberapa komplikasi berbahaya akibat COVID-19 yang dapat dialami oleh perokok:
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi paru yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di paru-paru. Peradangan ini membuat penderitanya sulit untuk bernapas dan mengikat oksigen dari udara. Akibatnya, pasokan oksigen ke dalam darah dan ke seluruh jaringan tubuh akan menurun.
Acute respiratory distress syndrome
Acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau sindrom gangguan pernapasan akut adalah salah satu komplikasi COVID-19 yang paling umum. Kondisi ini bisa merupakan kelanjutan dari pneumonia.
ARDS timbul akibat kerusakan paru-paru yang sudah sangat parah dan menyebabkan cairan merembes ke dalam paru-paru. Akibatnya, paru-paru tidak dapat memasok oksigen yang cukup ke aliran darah.
Gagal pernapasan akut
Gagal napas terjadi ketika paru-paru tidak dapat lagi memasok oksigen yang cukup ke darah dan tidak dapat pula mengeluarkan karbon dioksida dari darah. Kondisi ini akan menyebabkan gangguan keseimbangan gas dalam darah dan berdampak buruk pada organ-organ dalam tubuh, seperti ginjal, hati, dan jantung, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Kesimpulan
Di masa mewabahnya virus Corona ini, mulailah hidup sehat dengan tidak merokok. Lakukan pencegahan COVID-19 dengan memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, melakukan physical distancing, mengonsumsi makanan bergizi, meningkatkan daya tahan tubuh, rutin berolahraga, beristirahat yang cukup dan meningkatkan ke Imanan Anda. Lakukan vaksinasi COID-19
Bersama kita bisa melawan COVID-19
Salam sehat
Jakarta, 20 Maret 2021.
Dr.Mulyadi Tedjapranata