Program vaksinasi COVID-19 menargetkan 181,5 juta orang penerima. Mereka yang ditargetkan adalah masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas. Secara keseluruhan, vaksinasi nasional ini akan dilakukan mulai April 2021 sampai Maret 2022 dan terdiri dari beberapa tahapan.
Pada tahap pertama, vaksin diperuntukkan bagi 1,5 juta tenaga kesehatan. Pada tahap kedua, vaksinasi COVID-19 diperuntukkan bagi kelompok lansia dan petugas pelayanan publik.
Sasarannya sebanyak 21,5 juta lansia dan 16,9 juta petugas pubik. Mereka adalah pedagang pasar, pendidik, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat, pejabat, pemerintah, ASN, TNI-Polri, petugas pariwisata, pelayanan publik, pekerja transportasi publik, atlet, serta pekerja media. Program ini berlangsung sampai bulan Mei.
Selanjutnya, vaksinasi akan dilakukan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau penduduk yang tinggal di daerah dengan risiko penularan tinggi. Kemudian, masyarakat lainnya sebanyak 77,7 juta orang.
Beredar kabar di media sosial bahwa orang-orang yang habis menerima suntikan vaksin COVID-19 tidak boleh mengonsumsi minuman keras, mengkonsumsi tape selama 45 hari pasca vaksinasi COVID-19. Minuman keras, tape mengadung alkohol, umumnya dalam bentuk ethyl alcohol atau etanol.
Alkohol mengganggu pengaturan eksitasi atau inhibisi di otak, sehingga mengkonsumsi alkohol dapat mengakibatkan terjadinya disinhibisi, ataksia dan sedasi. Efek farmakologis etanol meliputi pengaruhnya pada proses timbulnya penyakit, perkembangan prenatal, sistem gastrointestinal, kardiovaskular dan sistem saraf pusat. Etanol mengganggu keseimbangan eksitasi dan inhibisi transmisi listrik di otak, yang menyebabkan disinhibisi, ataksia dan sedasi. efek samping minuman alkohol adalah mengganggu respons pembentukan antibodi di dalam tubuh.
Larangan ini berasal dari Alexander Gintsburg, Kepala Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya di Moskow, Rusia.
Dia mengatakan kepada media, “Kami sangat menyarankan untuk menahan diri dari alkohol selama 3 hari setelah Anda mendapatkan vaksin.”
Kendati begitu, sebenarnya ada juga seorang ahli yang menyarankan larangan lebih ketat.
Anna Popova, Kepala Layanan Federal Rusia untuk Pengawasan Perlindungan Hak Konsumen dan Kesejahteraan, berpendapat, penerima vaksin corona tidak boleh minum alkohol 2 minggu sebelum vaksinasi pertama.
Jeda 3 minggu untuk mendapatkan vaksinasi yang kedua juga tak boleh diisi oleh minuman beralkohol.
Setelah menerima vaksinasi kedua, tiga minggu setelahnya Anda juga harus menghindari minuman beralkohol sama sekali.
Namun, Gintsburg akhirnya membantah pendapat tersebut karena dinilai terlalu ketat. Di sisi lain, relawan vaksin AstraZeneca di Inggris mengaku tidak menerima arahan untuk menghindari alkohol sebelum dan sesudah mendapat divaksin.
Bahkan, AstraZeneca yang menandatangani kesepakatan kolaborasi dengan Sputnik V tidak menanggapi info tentang alkohol dan vaksinasi.
Begitu pula dengan Pfizer. Mereka mengatakan, tidak ada peringatan tentang konsumsi alkohol usai menerima suntikan vaksin corona buatannya.
Efek Alkohol terhadap sistim kekebalan tubuh.
Alkohol mempengaruhi sistim kekebalan tubuh melalui perubahan produksi molekul yang berfungsi sebagai sinyal yaitu sitokin untuk koordinasi pertahanan tubuh. Akibat yang ditimbulkan dan efek tubuh adalah rentannya daya tahan tubuh terhadap serangan infeksi bakteri, misalnya tuberculose dan pneumonia. Efek modulasi alkohol terhadap pertahanan tubuh terjadi tidak hanya melalui konsumsi alkohol kronis, tetapi juga melalui konsumsi alkohol akut atau sedang yang akan menurunkan daya sel fagosit untuk mencerna dan menghancurkan bakteri pathogen. Konsumsi alkohol kronis meningkatkan sitokin sehingga terjadi peradangan berlebihan dalam tubuh, sedangkan konsumsi alkohol akut akan menurunkan produksi sitokin sehingga daya tahan tubuh menurun. ( National Institute for Alcohol Abuse and Alcoholism,1997).
Suatu studi mendapatkan bahwa alkohol memiliki efek inhibisi terhadap induksi Interferon (IFN) tipe1. Paparan alkohol akut mauun kronis menghambat aktivasi jalur IFN tipe1 untuk efek anti virus (Pang et al,2011).
Studi lain mendapatkan bahwa etanol menghambat sinyal I Cell Receptor ( ICR ) pada limfosit TCD4(+). Efek ini menyebabkan turunnya produksi IL-2 sehingga terjadi penurunan immuitas (Ghare etal,2011). Ke dua efek diatas mungkin berperan sebagai mekanisme konsumsi alkohol sebagai factor risiko perkembangan infeksi virus kronis seperti Hepatitis C dan IIIV. Sejauh ini mekanime terhadap efek samping minum alkohol setelah vaksin COVID-19 belum dilaporkan.
Efek Samping Minum Alkohol setelah Vaksin
Vaksinasi bertujuan untuk membangun antibodi sehingga kita terhindar dari penyakit tertentu. Nah, ketika mengonsumsi minuman keras, usaha tersebut akan menjadi sia-sia.
Pasalnya, minuman beralkohol merupakan asupan yang menyebabkan peradangan dan infeksi di dalam tubuh.
Bahkan, minuman yang satu ini bisa jadi akar permasalahan penyakit komorbid, seperti penyakit jantung, kanker, dan penyakit hati. Penyakit seperti itu akan sangat fatal bila berhadapan dengan infeksi virus corona. Sementara itu di Inggris, seorang ahli kesehatan merekomendasikan setiap orang membatasi alkohol satu hari sebelum dan satu hari setelah vaksinasi.
Sementara itu, pendapat yang berbeda datang dari ahli di Amerika Serikat.
“Tidak ada bukti bahwa, jika Anda meminum satu bir atau segelas anggur beberapa hari setelah Anda mendapatkan vaksin, akan mengganggu respons atau perlindungan kekebalan Anda setelah vaksinasi,” kata ahli dari Johns Hopkins University, William Moss dikutip dari Business Insider.
“Tidak ada bukti bahwa alkohol mengurangi pembentukan antibodi vaksin virus corona,” kata Richard Watkins, seorang dokter penyakit menular dan profesor penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University, Rabu (24/8/2021). Richard merekomendasikan untuk memperhatikan asupan alkohol pada hari-hari setelah divaksinasi karena alasan yang berbeda. Beberapa orang mungkin mengalami efek samping seperti flu seperti demam, menggigil, kelelahan, dan sakit kepala dan pusing.
Dilansir Grid.ID dari Eat This Not That, sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal alkohol menemukan bahwa satu kali minuman beralkohol bisa meningkatkan peradangan hanya dalam beberapa jam dan menghambat kemampuan tubuh untuk mengatur sistem kekebalan untuk melawan infeksi hingga beberapa hari setelahnya.
Alkohol juga membuat tubuh lebih stress dan lebih sulit untuk pulih saat cuaca buruk.
Mungkin inilah sebabnya para ilmuwan di seluruh dunia berhati-hati tentang minum alkohol sebelum dan sesudah mendapatkan vaksin Covid-19, saat-saat penting ketika tubuh merespons dosis dan membangun pertahanannya terhadap virus.
Selain itu, konsumsi alkohol dapat meningkatkan peradangan hanya dalam beberapa jam dan menghambat kemampuan tubuh mengatur sistem kekebalan dan secara efektif melawan infeksi hingga beberapa hari sesudahnya. Alkohol juga membuat tubuh lebih mudah stres.
- Sepriani Timurtini Limbong juga berpendapat, meski belum ada penelitian pasti yang menyimpulkan hal di atas, secara umum minuman beralkohol memang dapat membuat imunitas tubuh relatif lebih rendah.
“Kalau dikonsumsi setelah menerima vaksin corona, kemungkinan bisa menghambat proses terbentuknya antibodi. Hal ini bisa terjadi khususnya pada orang yang memang secara reguler mengonsumsi alkohol,” jelasnya.
Terlepas dari ada atau tidaknya larangan formal setelah suntik vaksin corona, mengonsumsi minuman keras berlebihan memang buruk untuk kesehatan. Jadi, bijaklah terhadap apa yang hendak Anda konsumsi.
Adakah Makanan atau Minuman Lain yang Menjadi Pantangan setelah Vaksin?
Sejauh ini tidak ada makanan atau minuman tertentu yang benar-benar menjadi pantangan setelah vaksinasi virus corona.
“Yang terpenting adalah, orang tersebut mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan lengkap,” kata dr. Sepriani.
Makan Tape Bisa Hilangkan Fungsi Vaksinasi COVID-19
Informasi memakan tape singkong dan mengkonsumsi alkohol usai disuntik vaksin akan menghilangkan kekebalan tubuh, atau fungsi vaksin COVID-19 tengah ramai dibicarakan. Benarkah demikian?
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa informasi itu tidak benar alias hoaks.
“(Pesan berantai, red) ini hoaks ya,” kata Nadia saat dihubungi VOI, Kamis, 25 Maret 2021. Dia menegaskan hingga saat ini tidak ada uji klinis terkait hal tersebut. Sehingga, informasi tersebut adalah tidak benar dan masyarakat diminta tak perlu menyebarkan pesan serupa ke pihak lain.
“Tidaklah benar. Itu tidak ada dalam uji klinis hasil yang seperti itu,” tegasnya.
Menurut Ahli Gizi KONI DKIJakarta sekaligus ketua APKI Approved Educator, Irtya Qiyamulail , kandungan alkohol pada tape sulit dinilai. Kandungan alkohol pada tape bisa berbeda-beda tergantung dari bahan bakunya, masa simpan, dan juga wadah tempat fermentasi tapenya.Yang jelas pembuatan tape sinkong misalnya tidak berfokus pada kadar alkoholnya berbeda dengan pembuatan bir, wine, sehingga sulit sekali mengetahui secara pasti berapa kadar etanol (alkohol) pada tape.
Kesimpulan
Mendapatkan vaksinasi, baik itu vaksin corona ataupun vaksin lain, bertujuan untuk melindungi kita atau setidaknya menurunkan risiko terserang penyakit.
Jika tidak dikombinasikan juga dengan pola hidup sehat dan bersih, hasilnya tak akan maksimal.Meskipun penggunaan alkohol tidak secara langsung merupakan kontraindikasi terhadap pemberian vaksin, alkohol adalah salah satu zat yang memengaruhi fungsi kekebalan kita.
Dalam perspektif ini, orang telah disarankan untuk membatasi penggunaan alkohol sebelum dan setelah vaksinasi. Antibodi yang dihasilkan vaksin membutuhkan waktu hingga 3 minggu untuk membangun respons perlindungan yang memadai.
Sama seperti vaksinasi yang boleh dan tidak boleh dilakukan (seperti memakai masker, mempraktikkan jarak sosial, mengonsumsi makanan sehat) konsumsi alkohol terbatas hanya akan melindungi dari masalah kesehatan, tetapi sama sekali tidak wajib atau terbukti secara klinis untuk meningkatkan efisiensi vaksin.
Meskipun demikian, tetap tidak disarankan untuk meminum minuman keras setelah mendapatkan vaksin. Setelah mendapatkan suntikan, penting bagi tubuh untuk beristirahat dan memberikan waktu agar efek sampingnya mereda.
Sementara itu, konsumsi alkohol yang berlebihan atau tidak dimoderasi berdampak buruk bagi tubuh, vaksin atau tanpa vaksin.
Untuk itu diperlukan penelitian tentang dampak buruk bagi tubuh mengkonsumsi alcohol pasca vaksinasi COVID-19
Jakarta, 26 Maret 2021
Dr.Mulyadi Tedjapranata