Kota Tangerang, Satusuaraexpress.co – Maraknya remaja yang melakukan kenakalan hingga kejahatan di jalan seperti nge-BM (bajak mobil) dan bergerombol menyerang warga secara random seperti gangster disebut Lembaga Perlindungan Anak (LPA) akibat minimnya pengawasan orang tua dan belum maksimalnya peran edukasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
“Keluarga harusnya memberikan pendidikan, memberikan pemahaman kepada anak agar tidak terlalu bebas, era digitalisasi saya kira Sangat berpengaruh, Terkait dinas terkait dan P2TP2A, itu seharusnya memberikan edukasi karena ada keterbatasan pengetahuan orang tua di era digital ini,” kata Ketua LPA Kota Tangerang, Dani Samiun, Selasa (16/3/2021).
Menurut Dani, era digital seperti ini membuat anak-anak mudah terjerumus dalam prilaku yang buruk bahkan bisa cenderung berprilaku kriminal.
“Di era digitalisasi seperti ini pergaulan bebas (perubahan prilaku) terpengaruh Google, YouTube dan itu harus ada pembatasan di era digital, diberikan pengawasan harusnya konten yang tidak mendidik harus ada pembatasan oleh pemerintah,” kata dia.
Dani mengungkapkan, peran lembaga P2TP2A harusnya bisa maksimal dalam memainkan peran edukasi untuk pencegahan hingga peran advokasi.
“Saya kira ini kurang maksimal dalam hal ini,” kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Irna Rudiana, menyebut peran pihaknya dan P2TP2A sebagai lembaga dibawahnya sudah berupaya maksimal, namun kini terbatas akibat pandemik COVID-19.
“Sebetulnya kita kan saat ini kondisinya di kita sedang engga normal yah. Jadi sebetulnya kita selalu mengupayakan parenting sering kita lakukan, cuma kita hanya bisa sebatas online selama ini,” kata Irna. (mi)