Banyak Anak Nge-BM dan Jadi Gangster, DPRD: Pemkot Tangerang Harus Tegas

img 20210226 wa0041

Kota Tangerang, Satusuaraexpress.co– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memberi solusi nyata dan tegas terhadap fenomena banyaknya kenakalan anak-anak di jalan berupa nge-BM (bajak mobil), tawuran hingga menjadi gangster.

“(Ini) bukan hanya orang tua tapi juga pemerintah daerah harus bisa mengantisipasi” kata Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo, Kamis (18/3/2021).

Gatot meminta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang meningkatkan penyuluhan kepada orang tua dan anak. Sehingga, dapat menurunkan angka kenakalan anak-anak. Apalagi jika kenakalan itu dapat menimbulkan korban jiwa.

“Dinas DP3AP2KB harus melakukan langkah nyata, taktis, pembinaan-pembinaan, penyuluhan-penyuluhan agar hal-hal tersebut dapat dikurangi dan dihindari agar tidak ada lagi,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyatakan, penanganan kasus perempuan dan anak merupakan tugas bersama. Tugas itu tidak dapat dibebaknkan kepada satu instansi.

“Bukan menjadi tugas satu instansi, melainkan harus melibatkan banyak pihak,” ujarnya melalui keterangan tertulis.

Pihaknya, kata Arief, telah memiliki skenario penanganan kasus perempuan dan anak. Baik dalam pencegahan atau tindakan pasca kejadian. Sepertu melalui klinik Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

“Saya berharap dapat menjadi salah satu solusi kebutuhan permasalahan sosial ini,” katanya.

Arief menjelaskan, Puspaga dan P2TP2A memiliki layanan berupa pusat informasi serta konsultasi permasalahan anak dan keluarga yang diberikan secara gratis.

Kepala Dinas DP3AP2KB Djatmiko mengaku telah membuat berbagai program lainnya untuk meminimalisir kekerasan yang bisa dilakukan atau diterima oleh anak dan perempuan. Seperti parenting, sosialisasi hingga Perlindungana Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang melibatkan perangkat RT dan RW.

“Namun tetap saja, ujung tombak dari permasalahan ini adalah kembali ke rumah dan orang tua masing-masing,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *