Satusuaraexpress.co – Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo menyesalkan keputusan para importir menaikan harga kedelai di Indonesia.
“Jadi kedelai itukan ketergantungan 100 persen impor, sehingga engga ada yang mampu menyetop pergerakan kenaikan harga dunia. Sementara perdagangan bebas dilakukan oleh para pedagang importir.” ujar Ketua Puskopti DKI, Sutaryo, saat dikonfirmasi Selasa, (6/1/2021).
Sutaryo menceritakan bahwa menurut informasi sampai bulan Februari mendatang kedelai Amerika telah diborong oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sehingga bursa komunitasnya itu setiap hari hampir naik.
Hal itu terjadi karena kebutuhan kedelai RRT lebih besar dibanding kebutuhan di Indonesia.
“Perbandingan kebutuhan kedelai RRT lebih besar dari Indonesia. RRT membutuhkan kedelai 95 juta ton sedangkan Indonesai hanya butuh 2,5 juta ton kedelai.” paparnya.
Sutaryo memperkirakan harga kedelai akan kembali turun mulai awal Maret.
“Dikarenakan RRT akan mengalihkan pembelian kedelainya ke Brazil, otomatis kedelai Amerika akan turun.” katanya.
Sementara itu, Satgas Pangan Bareskrim Polri menelusuri dugaan penimbunan kedelai dengan mengecek gudang-gudang importir kedelai di wilayah Jabodetabek.
Dalam keterangan, Kadiv Humas Polri, Argo Yuwono mengatakan, Satgas Pangan sudah memeriksa ke gudang penyimpanan kedelai di PT Segitiga Ageo Mandiri di Bekasi, Jawa Barat.
Berdasarkan penelusuran tersebut, Satgas Pangan mendapatkan perusahaan ini memiliki kapasitas penyimpanan hingga 7.000 ton kedelai perbulan. Kedelai tersebut biasa digunakan untuk pakan ternak maupun pembuatan minyak kedelai.
“Bahwa kedelai inpor tersebut selain diperuntukan guna pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kualitas II juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan proses pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainnya,” ujar Argo melalui keterangan tertulis, Rabu, (6/1/2021).
Berdasarkan informasi dari Staff Perusahaan tersebut Kenaikan harga disebabkan karena selain harga beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya Rp 6.800 menjadi Rp 8.300 juga disebabkan dikarenakan sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020 kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga menggunakan angkutan tujuan Singapore dan sering terjadinya delay dikarenakan menunggu waktu dalam connecting ke Indonesia sehingga keterlambatan antara 2-3 minggu.
“Bahwa pada tanggal 4 Januari 2021 kedelai masuk sebanyak 460,22 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 76 ton, sisa stok per 4 Januari sebanyak 384,22 ton. Sisa stok per tanggal 5 Januari 2021 sebanyak 858,51 ton,” jelasnya.
Polri menegaskan jika ditemukan ada dugaan pidana maka Satgas Pangan akan melakukan penegakan hukum.
“Polri merespon kelangkaan kedelai di pasar terutama importir, apabila ditemukan ada dugaan pidana maka Satgas Pangan akan melakukan penegakan hukum,” tandasnya.
(GS)