Kecamatan Tamansari Membutuhkan Solusi Atasi Masalah Saluran

IMG 20201105 WA0006

Satusuaraexpress.co – Wilayah Kecamatan Tamansari memang bebas banjir, tapi tak luput dari masalah saluran. Sehingga dibutuhkan solusi jitu untuk mengatasi sejumlah masalah saluran, mulai dari saluran tersumbat sampah, pendangkalan, tertutup bangunan, hingga terkendala kebijakan.

Adalah saluran air Jalan Cengkeh dan Lada, tepatnya di lingkungan kawasan wisata Kota tua, Kelurahan Pinangsia. Saluran air di lokasi tersebut mengalami penyumbatan dan menimbulkan bau. “Untuk lingkungan kawasan Kota Tua, tepatnya jalan cengkeh dan Lada, itu kondisi salurannya tersumbat dan bau,” tanya Bing Selamet, Lurah Pinangsia kepada Walikota Jakarta Barat saat memberikan arahan gubernur DKI Jakarta terkait penanganan banjir di Jakarta Barat.

Bing Selamet menjelaskan, pihaknya tak mampu menguras saluran tersebut lantaran terhalang batu andesit/alam yang notabene termasuk kawasan heritage. Sehingga tidak bisa sembarang membongkar batu alam itu hanya untuk membersihkan saluran.

Tarkait bau, Bing Selamet menerangkan bau pada saluran diduga berasal dari kebocoran septitank pada salah bangunan. Baunya menyengat sehingga sangat mengganggu masyarakat yang melintasi lokasi tersebut.

Masalah saluran juga diungkapkan oleh Lurah Maphar, Sri Pujiastuti. Ia menyebutkan pihaknya mengalami kesulitan untuk membersihkan saluran lantara terkendala bangunan. Terutama saluran penghubung yang berada di lingkungan RW 04 dan 05, Maphar, Tamansari.

“Wilayah Maphar terdapat saluran penghubung dan dilintasi kali beton, mulai dari RW 01 hingga 09. Masalahnya, kami belum maksimal dalam melakukan pengurasan karena terhalang bangunan yang menutupi saluran,” tuturnya.

Menanggapi masalah tersebut, Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto menerangkan, membersihkan saluran yang berada di kawasan Kota Tua membutuhkan koordinasi banyak pihak. Karena Kota Tua masuk dalam kawasan world heritage.

Batu andesit/alam di Kota Tua memang tidak bisa sembarang dibongkar, karena masuk dalam kawasan konservasi. “Itu ada dewan konservasi yang menangani benda-benda bersejarah, termasuk batu alam di Kali Besar.Memang kawasan ini banyak yang memperhatikan. Saya minta kepada Sudis sumber daya air agar mencarikan alternatif solusi lain,” tuturnya.

Sementara masalah saluran terbentur bangunan, Walikota Jakarta Barat tak melulu menyalahkan masyarakat. karena masalah itu sudah ada sejak dulu. “Saya minta aparat kelurahan dan Sudis SDA berkoordinasi untuk bisa mencarikan solusi masalah tersebut. Maksimalkan sumber daya dan sarana yang ada untuk membersihkan saluran,” ujarnya. (MAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *