Satusuaraexpress.co – Polisi menciduk 9 orang penyelenggara pesta gay di kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan pada 29 Agustus kemarin. Adapun undangan pesta cabul itu dikirimkan melalui group WhatsApp dan Instagram.
Para pelaku memiliki peran masing-masing seperti Teuku Ramzy, yang mana selaku pimpinan penyelenggara dan penyewa kamar hotel. Lalu, Beny dan Andri selaku penyedia konsumsi. Nicolas selaku bagian keamanan agar tak ada peserta yang membawa narkotika ataupun barang senjata.
Lalu, lanjut Yusri, Kevin selaku penjaga barang-barang milik peserta. Kemudian, Setyo selaku bagian registrasi dan administrasi. Terakhir, Nabil, Hariz, dan Ramadhan selaku panitia yang menjemput peserta di lobi saat tiba di hotel dan mengantarkannya ke kamar, tempat acara pestanya digelar.
Baca juga : Miris, Pesta Gay di Apartemem Ditengah Pandemi Covid-19
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, para pelaku itu merekrut peserta pesta gay melalui group di media sosial, yakni WhatsApp dan Instagram. Di group medsos yang bernama Hot Space, totalnya ada sekitar 230 anggota, 150 anggota ada di group WhatsApp, sedangkan 80 anggota ada di group Instagram.
“Kegiatan cabul itu dilakukan dengan membuat undangan. Pelaku TRF (Teuku) membuat undangan berjudul ‘Kumpul Kumpul Pemuda’ untuk merayakan kemerdekaan, lalu dipromosikan melalui group medsos yang ada,” ujarnya pada wartawan, Rabu (2/9/2020).
Baca juga : Saat Digrebek, Polisi Temukan Ini di Kamar 608
Menurutnya, persiapan pesta gay itu dilakukan selama satu bulanan dengan dalih perkumpulan pemuda guba merayakan hari Kemerdekaan. Padahal, modusnya sengaja mempermudah orang-orang melakukan hubungan cabul sesama jenis.
Saat sudah ada peserta yang terdata, kata dia, penyelenggara lantas membuat aturan bagi para peserta yang hendak datang. Peserta diwajibkan membayar tiket sebesar Rp 150 ribu perorang, sedangkan saat datang bertiga dikenakan harga tiket Rp 350 ribu.
“Setiap peserta wajib menggunakan dresscode menggunakan masker warna merah putih. Di dalam, mereka ada yang sebagai perempuan dan ada yang sebagai laki-laki lalu melakukan permainan,” tutupnya. (CR)