Oleh: Ghugus Santri
Satusuaraexpress.co – Beberapa tempat wisata mulai dibuka kembali sejak selesainya masa PSBB. Salah satunya adalah tempat wisata sejarah dan budaya yang ada di Kampung Budaya, Sindang Barang, Bogor, Jawa Barat.
Berjarak sekitar 5 km dari pusat Kota Bogor, Kampung Budaya Sindang Barang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Meski jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota bogor, menuju lokasi, pengunjung harus melewati jalan yang berkelok, dan tidak ada angkutan umum yang melewati kawasan tersebut

Saat menyambangi Kampung Budaya Sindang Barang seperti menemukan jejak kasepuhan Sunda yang telah lama hilang. Pemandangan indah dan udara sejuk khas pegunungan di kaki Gunung Salak menjadi daya tarik lainnya.
Kampung Budaya ini sudah kembali dibuka bagi siapapun namun ada beberapa syarat yang diberlakukan untuk pengunjung. Seperti dibatasinya jumlah pengunjung dan wajib menggunakan masker, kemudian saat masuk ke lokasi, pengunjung harus mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan.

“Yang pengunjung sekala besar, kayanya belum ya, paling yang datang itu hanya perorangan. Seperti sekedar untuk tugas atau obsevasi yang ada kaitannya tentang sejarah dan budaya, itu pun paling banyak sepuluh orang” Ujar kokolot, abah Ukat saat wawancara dengan wartawan Satusuaraexpress.co pada Senin, (10/08/2020).
Sebagai perkampungan yang masih memegang teguh tradisi dan adat istiadat leluhur, bentuk bangunan rumah dibuat sedemikian rupa sehingga tampak sama dengan apa yang tertulis dalam pantun Bogor tentang Kampung Sindang Barang di masa lampau.
Memasuki kampung budaya, pengunjung akan menyaksikan Imah Gede, yaitu rumah besar yang biasa digunakan sebagai tempat berkumpul dan bermusyarawah masyarakat dengan tetua adat dan para kokolot. Kokolot adalah mereka yang dianggap sebagai sesepuh adat Kampung Sindang Barang.
Sementara di bagian yang lain, tampak rumah kecil tanpa pintu namun memiliki jendela pada sisi depan bagian atasnya. Rumah yang seratus persen terbuat dari bahan alami ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau lumbung padi milik masyarakat Kampung Sindang Barang.
Tepat di sebelah lumbung padi, terdapat Bale Pesanggerahan. Rumah ini biasa digunakan sebagai tempat menginap para tamu kehormatan yang datang ke Kampung Budaya Sindang Barang.
Namun sekarang ini ada beberapa bagian rumah yangmana dulunya difungsikan sebagai tempat menjual suvenir, akan tetapi sejak setahun lalu, rumah tersebut dialihfungsikan sebagai tempat penginapan para pengunjung yang akan bermalam di Kampung Budaya.
“sebelumnya rumah ini digunakan menjual suvenir, namun beberapa bulan lalu rumah ini dialihfungsikan menjadi penginapan” Imbuh abah Ukat.

Sementara di belakang terdapat jalan setapak untuk menuju bangunan imah paneungeun (rumah di kanan jalan) dan imah pangeuiwa (rumah di kiri jalan). Imah paneungeun dan pangeuiwa dulunya di masa kerajaan adalah rumah warga setempat, dan sekarang difungsikan untuk fasilitas penginapan para pengunjung yang akan bermalam.

Selain fasilitas penginapan, fasilitas lain untuk pengunjung juga disediakan seperti toilet umum dan bale tajuk (Musholah), serta tempat parkir kendaraan yang berada di depan sebelah kanan dari gerbang pintu masuk, akan tetapi parkir tersebut hanya bisa digunakan oleh kendaraan roda dua.
Walaupun di masa pendemi pengunjung tidak datang sebanyak sebelum terjadinya pandemi, akan tetapi kegiatan warga setempat seperti berlatih silat, menari dan hanya sekedar kumpul-kumpul masih berjalan.

Abah menambahkan, “Semoga masa pandemi ini berakhir, pulih kembali, karena bukan kepentingan untuk Kampung Budaya saja, melainkan untuk semua orang” pungkas Abah Ukat. (Ghus)